MENGENALI LEBIH DALAM TENTANG UPACARA ADAT AGAMA HINDU - METATAH

 


Halo guys, kalian pernah denger acara potong gigi atau yang biasa disebut metatah ngga? Disini kita akan membahas lebih detail nya tentang upacara adat metatah. Kalo kalian denger kata potong gigi di agama Hindu, pasti yang ada dipikiran kalian adalah gigi yang dipotong dan rasanya pasti ngilu. Nah agar kalian tidak bingung lagi, yuk mari kenali lebih dalam apa itu tradisi upacara potong gigi dalam agama Hindu.

Tradisi Metatah adalah upacara potong gigi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Biasanya juga disebut juga tradisi mepandes atau mesagih. Tradisi ini wajib diikuti oleh semua orang Bali, baik laki-laki maupun wanita yang baru menginjak masa remaja (umur paling muda 15 tahun dan paling tua 30 tahun) dan diartikan juga pembayaran hutang oleh Orang Tua ke AnaknyaTradisi metatah sudah dilakukan masyarakat Bali sejak dulu dan sudah menjadi warisan budaya secara turun-temurun. 

Metatah berasal dari kata "tatah" yang berarti "pahat" dalam bahasa Bali. Jadi, gigi sebenarnya tidak benar-benar dipotong, melainkan dikikis dengan teknik tertentu. Upacara potong gigi pada umunya dilaksanakan setelah matahari terbit, tetapi ada juga yang melakukannya sebelum matahari terbit. Pakaian yang digunakan saat melakukan acara tersebut juga khusus yaitu berwarna putih dan kuning.



Tradisi upacara metatah ini memiliki tujuan sebagai simbol untuk 
sarana dalam pembentukkan kepribadian anak dan keserakahan dari diri seseorang. Masyarakat Bali percaya bahwa ada 6 jenis perbuatan tidak baik dalam diri manusia atau biasa disebut Sad Ripu, yaitu kama (hawa nafsu), loba (tamak), mada (kemabukan), moha (kebingungan), krodha (kemarahan), dan matsarya (iri hati). 

Salah satu cara menaklukkan sifat buruk tersebut adalah dengan melakukan acara potong gigi. Ada 6 buah gigi yang harus dikikis sebagai simbol Sad Ripu, yaitu 4 buah gigi seri dan 2 buah gigi taring. Tradisi metatah juga memiliki 4 konsep pendidikan, yaitu:

1. Pendidikan Spiritual
Dalam konsep spiritual, manusia yang telah suci akan lebih mudah terhubung dengan Sang Hyang Widhi dan leluhur. Nantinya, orang tersebut akan segera bertemu dengan leluhurnya saat meninggal dunia.

2. Pendidikan Budaya
Tradisi metatah adalah tradisi yang sudah ada sejak dulu dan diwariskan secara turun temurun. Meskipun kini Bali sudah lebih modern, namun generasi sekarang tetap harus mempertahankan tradisi ini untuk melestarikan budaya Bali.

3. Nilai Etika
Pelaksanaan upacara metatah sangat mengedepankan etika dan ketaatan. Proses upacara haruslah berjalan tentram. Hal ini tentunya sejalan dengan konsep yang diajarkan agama Hindu tentang 3 unsur utama dalam pelaksanaan upacara, yaitu yadnya, tattwa, dan susila.

4. Nilai Sosial Gotong Royong
Upacara metatah tidak bisa terlaksana dengan baik tanpa bantuan Tri Manggala Yadnya, yaitu yajamana, serati, dan pandita. Dalam menyukseskan upacara ini, setiap orang saling ketergantungan satu sama lain. Butuh kerjasama dari pemilik upacara (serati), demikian juga dengan pemimpin upacara (pandita). Jadi, upacara ini dapat meningkatkan kekompakan antar umat manusia.

Berikut tahapan upacara potong gigi (metatah) adalah sebagai berikut :

  • Magumi Padangan
Upacara yang pertama dilakukan di dapur, yang memiliki makna bahwa orang yang sudah beranjak dewasa sudah siap berumah tangga dan bertanggung jawab dengan keluarganya.

  • Nekeb
Upacara ini dilakukan di gendong. Proses ini memiliki makna untuk berjanji mengendalikan sifat-sifat jahat dalam diri manusia (Sad Ripu). 

  • Mabyakala
Proses ini dilakukan di halaman depan rumah. Memiliki makna untuk membersihkan diri dari sifat-sifat buruk yang berasal dari luar, karena sifat jahat tidak hanya datang dari dalam diri saja.



  • Sembahyang ke Pamarajan

Memiliki makna: 

  1. Memohon kepada leluhur untuk melakukan upacara tradisi metatah.
  2. Wujud bakti kepada Sang Hyang Uma.
  3. Ngayab Caru yang memiliki makna menghapus sifat-sifat buruk.
  4. Memohon kesejahteraan dan kebahagiaan.



5. Ngrajah Gigi

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukir gigi dengan aksara suci. Yang memiliki simbol penghormatan pada Hyang Widhi yang membimbing kehidupan dengan ajaran suci yang diturunkannya.



6. Pemahatan Gigi/Taring
Memiliki makna simbolis rasa terima kasih pada Sang Hyang Widhi yang telah melancarkan dan memberkati kelancaran upacara metatah. 



7. Upacara Metatah/Mepandes
Anak yang akan melaksanakan potong gigi kembali ke gendong. 
Proses ini memiliki makna:
  • Menyembah Dewa Surya untuk memohon persaksian.
  • Menyembah Bhatara Smara dan Bhatari Ratih agar bisa dibimbing ke jalan yang benar.
  • Memohon kekuatan lahir batin untuk menghadapi tantangan kehidupan.
  • Menyucikan diri dari perilaku jahat (sad ripu).


8. Menginjak Banten Paningkeb
Kegiatan ini adalah simbol akhir dari upacara potong gigi dengan sifat-sifat buruk dalam diri (sad ripu) yang juga ikut hancur. 


 


9. Mejaya-Jaya
Proses upacara yang dipimpin oleh pandita dengan memercikan tirta. Kegiatan ini bermakna agar orang yang bersangkutan selalu dilindungi dalam kehidupan.




Nah, setelah kalian lihat blog ini mungkin sudah ada bayangan tentang upcara adat tersebut. Upacara ini bersifat sakral ya guys, bukan untuk dilaksanakan disembarang acara adat.

Penulis: I Gusti Ayu Inka Adhya Utari

Sumber: 
  • https://www.detik.com/bali/budaya/d-6373354/pengertian-tradisi-metatah-adalah-berikut-sejarah-dan-tujuannya
  • https://www.inews.id/news/nasional/mengenal-tradisi-metatah-ritual-potong-gigi-di-bali
  • https://youtu.be/a3hDhCVynTY
  • https://youtu.be/kdAWJGKtvU8












 














 


 




 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menganalisis Puisi "Karangan Bunga" Karya Taufiq Ismail

Alat Pembayaran Non-Tunai

Tektonisme Itu Apa Sih? Yuk Cari Tahu !