Menganalisis Puisi "Karangan Bunga" Karya Taufiq Ismail

 Halo teman teman, disini ada yang suka materi pelajaran bahasa Indonesia? Aku anggap yang membaca artikel ini sudah paham walau sedikit tentang materi pelajaran bahasa Indonesia khususnya di bagian tentang puisi. Seperti yang sama sama kita ketahui, puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata kata indah dan penuh makna. Di artikel ini aku akan membahas sedikit yang ku tahu tentang mengulas puisi. Puisi yang akan ku ulas adalah puisi yang berjudul "Karangan Bunga" karya Taufik Ismail.


Ternyata nih, antara puisi yang akan kubahas ini dengan kejadian kerusuhan tahun 1998 ada hubungannya loh, lebih tepatnya peristiwa penembakan 4 anak universitas Trisakti hingga tewas. Dibawah ini adalah ulasannya, ayo kita bahas bersama.


Tiga anak kecil

Dalam langkah malu-malu

Datang ke Salemba

Sore itu 


Ini dari kami bertiga

Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami turut berduka

Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi 


Nah temen temen, aku kali ini akan menganalisis puisi ini dari segi struktur fisiknya ya. Struktur fisik dalam suatu puisi adalah salah satu dari struktur dalam puisi, yakni struktur dalam puisi yang bisa kita lihat secara kasat mata. Disini aku nggak bakalan bahas terlalu detail karna aku juga masih belajar, jadi mari kita kupas sama-sama!


1. Tipografi 


Tipografi adalah suatu teknik dalam memilih dan menata huruf dengan indah dalam suatu ruang yang tersedia. Sastra menggunakan tipografi puisi untuk membuat susunan katanya semakin indah dan enak dibaca. Ya teman teman, puisi itu juga termasuk dari karya sastra. Maka dari itu tipografi ini termasuk daripada struktur fisik dalam puisi agar puisi jadi lebih indah dan bermakna. Contohnya bisa kalian lihat di puisi karya Sutardji C. Bachri yang berjudul "Tragedi Winka & Sihka" di puisi itu sang pengarang menggunakan tipografi zig-zag loh...

Lantas bagaimana dengan tipografi dari puisi yang sedang kita bahas ini? Sekali kita lihat pun sudah ada jawabannya di kepala kita kalau puisi itu menggunakan tipografi yang umum dipakai semua teks yaitu rata kanan. Ya memang kenyataannya seperti itu sih. Jadi kalau menurutku mungkin mengapa tipografinya seperti itu ya karna makna dari puisi ini sendiri adalah suatu ungkapan bela sungkawa dimana mungkin sang pengarang tidak mau banyak menggunakan gaya dalam penulisan puisi itu karna untuk ungkapan duka kepada pristiwa tertembaknya mahasiswa mahasiswa Trisakti tersebut.


2. Diksi 

Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaannya dalam puisi, agar puisi tersebut lebih indah dan penuh makna bagi pembacanya. Nah, pada puisi yang kita pelajari ini sang penyair menggunakan diksi denotasi atau dalam artian lain kita bisa memahaminya dengan mudah. 


3. Citraan 

Citraan dalam puisi adalah gambaran dari otak kita seakan-akan kita melihat, mendengar, ataupun merasakan dan sebagainya yang digambarkan dalam puisi itu oleh sang pengarang. Tak bisa dipungkiri kalau kita sedang membaca ataupun mendengarkan seseorang membaca puisi, secara tidak langsung ataupun langsung kita pasti membayangkan apa yang sedang terjadi dalam puisi itu. Sebagaimana coba kita ambil contohnya dari puisi yang sedang kita bahas kali ini. Dalam kata di puisi tersebut citraan yang terdapat adalah citraan Indra penglihatan. Karna isi dari puisi itu adalah tiga anak kecil yang digambarkan berjalan ke Salemba sambil membawa karangan bunga, kurang lebih seperti itu. 


4. Majas 

Dilansir dari wikipedia, majas adalah gaya bahasa yaitu bahasa indonesia bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Jadi dengan kata lain majas yang digunakan dalam puisi ini seperti gaya bahasa yang memperindah dan memperkaya arti atau makna dari puisi yang bermajas tersebut. Aku tidak akan menjelaskan secara rinci ada apa saja jenis dari majas karna jenisnya ada banyak. Tapi majas yang kutemukan di puisi ini adalah majas metafora yaitu majas yang memperupamakan sesuatu dengan yang bukan makna sebenarnya. Contohnya adalah di kata kata " tiga anak kecil " yang ternyata artinya adalah tiga tuntunan rakyat (Tritura). Lalu ada di kata kata " Pita hitam pada karangan bunga " yang berarti pernyataan rasa duka yang mendalam beserta apresiasi yang dilambangkan karangan bunga. 


5. Rima 

Rima dalam puisi adalah persamaan bunyi akhiran disetiap barisnya hingga menimbulkan keserasian. Ya kita bisa menemukan ini umumnya seperti yang kita tahu di pantun. Tapi kan itu puisi lama, nah di puisi modern seperti puisi yang sedang kita bahas ini kalau masalah Rima tidak apa apa jikalau tidak dipakai juga. Coba kalian lihat, tak beraturan kan ? Nah seperti itu. 


Maafkan aku teman teman kalau masih banyak yang belum bisa kubahas di blog ini tentang puisi karangan bunga ini karna aku juga harus masih belajar banyak tentang menganalisis suatu puisi. Jadi kesimpulannya adalah, puisi adalah karya sastra maha indah penuh makna yang membuat pembacanya seakan-akan ada di puisi tersebut. Mari kita semangat belajar materi pelajaran bahasa Indonesia, agar kita makin baik dalam berbahasa dan makin tahu akan kekayaan daripada ilmu bahasa Indonesia. Aku pamit, sampai jumpa di lain kesempatan, terimakasih banyak kamu sudah mau belajar bareng aku di blog ini. Semoga kamu sehat sehat yaaa. Sampai jumpa...

Penulis: YARIEZHA HAFIEZ SHACHRUL RAMADHAN 

Sumber:

https://youtu.be/3ewvPXPgZf8

http://quratulayni.blogspot.com/2018/02/menganalisis-puisi-karangan-bunga-karya.html?m=1





































.


















         


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Virus : pengertian, sejarah, ciri-ciri, struktur, dan reproduksi

Alat Pembayaran Non-Tunai